IndoStarNet - Delirium merupakan salah satu gejala Covid-19 yang berkaitan terhadap kondisi kognitif, psikis, kesadaran pasien, yang ditandai dengan gangguan mental dan rasa kebinggungan akan lingkunggan sekitar dan dapat menimbulkan gangguan emosinya naik. Biasanya Covid-19 berdampak pada kondisi fisik seperti sesak dan nyeri.
Istilah lain, Delirium adalah gangguan kognitif atau kemampuan berpikir, gangguan kesadaran, dan perhatian pada seorang pasien akibat salah satu penyakit tertentu, atau ganguan mental dengan ditandai kebinggungan akan lingkungan sekitar dan menurunnya awareness (kesadaran) pada lingkungan sekitar yang pada akhirnya menyebabkan seseorang emosi.
Delirium dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan keparahan, penyebabnya, dan karakteristik:
- Delirium Hiperaktif ( hyperactived delirium ) biasanya pasien mengalami kewaspadaan yang begitu tinggi dan susah untuk diajak bekerja sama.
- Delirium Hipoaktif ( hypoactived delirium ) seseorang akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur, susah untuk berkosentrasi, tidak dapat mengatur semua pekerjaan atau tugas-tugasnya, pasien pun akan melewati waktu makannya dan melewati pertemuan yang sudah direncanakan.
- Delirium tremens kondisi ini terjadi pada seseorang yang sudah berhenti minum alkohol setelah bertahun-tahun meminum alkohol dengan jumlah yang banyak.
Delirium Gejala Baru Covid-19
Delirium banyak disebut-sebut sebagai gejala baru yang dialami pasien covid 19. Gejala ini bukan menyerang fisik tapi menyerang secara mental. Kondisi ini yang saat ini banyak dialami pasien corona terutama pasien corona yang lansia.
Gejala tersebut rentan terjadi pada lansia yang telah berusia sekitar 65 tahun atau pada lansia yang lebih lemah lagi. Seperti Manifestasi gangguan pada neurologis sering terjadi pada pasien Covid-19 adalah nyeri kepala (37,7%), delirium (31,8%), dizziness (29,7%), nyeri otot (44,8%). Gangguan neurologis dapat terjadi pada sekitar 42,2% pasien Covid-19.
Delirium biasanya berkembang lebih cepat dalam beberapa jam atau hari kedepan. Gejala ini biasanya muncul rata-rata 5-6 hari setelah pasien pertama kali terinfeksi virus corona, atau 14 hari sesudah pasien diketahui telah terinfeksi virus corona.
Oleh sebab itu, ayo kita semua kenali dan waspadai delirium yang bisa menjadi awal datangnya virus corona. Maka apabila terdapat keluarga kita yang dicurigai terdapat tanda gejala-gejala delirium maka segera periksalah ke klinik atau RS terdekat.
Tanda dan Beberapa Gejala Delirium Covid-19
Ada beberapa kriteria diagnosis delirium berdasarkan DSM-5 ( Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-5) yang dijadikan panduan untuk American Psychiatrist Association, yaitu:
- Perubahan di kongnisi misalnya hilangnya sedikit memori, gangguan pada bahasanya, pemikirannya kacau (disorientasi), adanya gangguan penglihatannya yang bukan disebabkan oleh demensia.
- Adanya gangguan yang disebabkan langsung oleh fisiologis dari medis, penggunaan obat-obatan, gangguan keracunan zat-zat, atau disebabkan lebih dari satu sebab.
- Terdapat gangguan di atensi misalkan berkurangnya kemampuan untuk memusatkan sesuatu, mempertahankan, dan kesadaran.
Beberapa gejala- gejala Delirium:
- Sulit berkosentrasi pada satu titik saja
- Tidak dapat berfikir luas dan lama
- Tidak dapat berbicara dengan jelas
- Mengalami halusinasi
- Sulit berkata sesuatu
- Kesulitan untuk mengerti setiap perkataan
- kesulitan untuk berfikir
- Mudah berpaling ke hal-hal lain
- Lebih terpusat pada satu ide daripada perkataan atau percakapan
- Mudah marah-marah
- Pola tdur yang tidak baik
- Mudah merasa ngantuk
- Cara berbicaranya yang tidak masuk akal
- Cepat gelisah, depresi, takut
- Penurunan memori dalam jangka pendek
Penangganan Apabila Anda Menggalami Delirium
Melakukan olahraga penangganan stres dan relaksasi, Misalnya senam, yoga, meditasi, dan lain sebagainya. Selalu menjaga ketenangan dan ketentraman diri sendiri maupun lingkungan. Menerapkan pola hidup sehat seperti makan makanan yang bergizi dan mengandung serat.
Berceritalah atau curhatlah dengan orang terpercaya atau orang terdekat. Selalu berkonsultasi mengenai masalah yang dialami agar mendapatkan kecerahan untuk menghadapinya.
Dan adapula cara kita untuk mencegah delirium covid 19 tersebut, dengan cara menghindari faktor-faktor yang dapat memicu delirium seperti pola makan yang tidak teratur, pola tidur yang tidak beraturan, dan hindari lingkungan yang mudah memicu delirium datang seperti suara-suara berisik atau ribut, cahaya yang kurang baik, dan cepatlah dalam mengatasi masalah penyakit kronis.
Lakukanlah terapi untuk mencegah gejala delirium covid 19 datang. Terapi yang bisa dilakukan bisa secara medistasi dan konseling. Meditasi bisa dilakukan dengan dokter dan konseling dilakukan dengan pendengar yang baik agar kita bisa mengatur semua masalah yang dialami.
Bagaimana Delirium di Obati?
Delirium juga dapat ditangani dengan terapi pendukung untuk dapat mencegah komplikasi. Caranya dengan membantu pasien yang terserang delirium untuk tetap selalu menjaga jalannya napas, menyediakan nutrisi dan cairan yang dibutuhkan, menggerakkan seluruh tubuh, dan mengurangi nyeri pada otot. Jangan mengisolasi pasien delirium karena kasus tertentu, penderita gangguan mental (delirium) diikat dan dipasung karena dianggap dapat membahayakan orang di sekitarnya.
Keluarga juga harus menjaga interaksi terhadap penderita delirium. Caranya dengan mengajak penderita berbicara menggunakan kalimat sederhana dan singkat, bantulah ingatkan penderita tentang waktu dan kejadian yang telah penderita alami, bantu penderita selalu untuk beraktivitas (seperti makan dan minum), serta nyalakan lampu pada malam hari agar penderita delirium bisa melihat lingkungan sekitarnya saat bangun tidur.
Diagnosis delirium dilakukan melalui pemeriksaan neurologis dan fisik , pemeriksaan terhadap kondisi kejiwaan, dan pemeriksaan tes darah, tes urine, dan tes pemindaian. Setelah ditetapkan terserang delirium, pengobatan selanjutnya dilakukan untuk mencegah munculnya delirium. Misalnya seperti delirium akibat konsumsi obat-obatan tertentu, diobati dengan mengurangi atau menghentikan dosis obat tersebut. Gejala seperti kecemasan, halusinasi, rasa ketakutan dapat diobati dengan pemberian obat penenang.
Kasus Terbaru Covid-19 25 Desember 2020
Jumlah kasus terbaru Covid-19 pada Jum'at 25 Desember 2020 bertambah sebanyak 7.529 kasus. Jumlah positif sebanyak 700.097 kasus Meninggal sebanyak 20.847 kasus Sembuh sebanyak 570.304 kasus.
Sedangkan pada Kamis 24 Desember 2020 terdapat 692.838 yang positif covid 563.980 sembuh dan 20.589 meninggal dunia.
- Pasien yang positif bertambah 7.259 menjadi 700.097
- Pasien yang sembuh bertambah 6.324 menjadi 570.304
- Pasien yang sudah meninggal bertambah 258 menjadi 20.847
Adapun kasus aktif Covid-19 yang ada di Indonesia saat ini berjumlahkan 108.946 pasien. Sedangkan kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan mengalami positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan.
Pahami gejala terinfeksi covid-19 hari ke hari. Hari pertama seseorang mengalami demam, merasa kelelahan, batuk kering, nyeri otot dan mengalami mual, diare. Hari kelima seseorang mengalami sesak nafas atau kesulitan bernafas, biasanya dialami oleh orang tua yang sudah lanjut usia. Hari ketujuh inilah seseorang harus dibawa ke rumah sakit untuk melanjutkan pemeriksaan lebih lanjut. Hari kedelapan pada pasien yang mengalami kondisi yang parah, lima belas persen mengalami gangguan pernafasan yang akut mengakibatkan cairan masuk ke paru-paru dan akan berakibat fatal.Hari kesepuluh pasien akan dibawa ke ICU dan akan mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Komentar
Posting Komentar